ARTI SEBUAH KESETIAAN PART I


Rasanya itu seperti tercabik-cabik saat kamu tau kekasihmu sedang tertawa, bergandengan tangan dengan wanita lain, dan dia terlihat bahagia. Aarrrgghhhh!!!! Berasa semua ini gak adil. Dimana disaat Reizy sedang terburuk karena mama dan papa yang sekarang kerjaannya bertengkar tiap hari sampai-sampai semalam kalimat cerai terlontar dari bibir mama Reizy tersayang, masalah lain mulai menyerbunya secara beruntun.  Mau gak mikirin pun Reizy tetap kepikiran. Reizy anak kedua dari dua bersaudara, Reizy menyayangi keluarganya. Mulai dari mama, papa, dan kakak laki-lakiku yang bisa dibilang sangat jenius dan sekarang dia sedang berada di Amerika untuk menyelesaikan kuliahnya, dan sangat berbeda dengannya yang sangat pas-pasan ini otaknya.
                Tadi siang, Reizy melihat dengan mata kepalaki sendiri. Daka, kekasihnya yang kurang lebih 6 bulan ini bersama dia, terlihat bergandengan tangan dengan wanita selain Reizy di sebuah Mall. Pertama dia meyakinkan mungkin itu adik sepupunya yang belum Reizy ketahui, namun pikirannya tersebut berhenti ketika Reizy menyaksikan mereka berpelukan dan Daka mencium kening gadis itu. Manis bukan? Ya, dan Reizy jugqa pernah diperlakukan seperti itu terhadapnya.
                PRANG!!!
                Suara pecahan itu membuyarkan lamunannya, ah mereka bertengkar lagi. Dia menutup telinganya dengan bantal supaya pertengkaran yang sekarang menjadi santapannya setiap hari ini tak bisa dia dengarkan. Di bawah bantal itu dia menangis, sekali lagi dia menyelami berbagai masalah yang sekarang sedang melandanya itu.
                Pagi itu ketika dia terbangun, dia merasakan kepalanya terasa sakit. Itu memang bukan yang pertama kali. Tapi Reizy tetap membiarkan rasa sakit itu menjalar di kepalanya setiap hari. Tiba-tiba HPnya berbunyi. Terbaca jelas tulisan di layar HP itu, My Hubby. Ya, nama itu yang Reizy gunakan untuk menamai nomer HP Daka.
                “Ya Hubby?” sapanya pada Daka.
                “Zy, aku pengen ngomong sama kamu. Sebelumnya aku minta maav ya?”
                “Maaf buat apa? Mau ngomong apa?”
                   “Maaf kalau selama ini aku udah bohong sama kamu. Aku sebenarnya punya Pacar selain kamu, aku sangat menyayanginya. Jadi aku pengen kita udahan aja, aku pengen setia sama dia. Gak papa kan Zy?”
                   Tuuuuttt……… tuuutt…. Tuuuutt
                Telpon dari Daka langsung ditutupnya tanpa sepatah katapun setelah ucapannya tadi. Dia pikir tadi Daka mau minta maaf dan mau terus bersamanya tanpa wanita lain. Tapi ternyata itu hanya angannya saja. Semuanya yang dia harapkan sama sekali tidak terjadi.
                “Zyzy? Mama boleh masuk?” terdengar suara mamanya dari balik pintu kamarnya.
                “Masuk aja ma, gak dikunci kok.”
                Terlihat mamanya membuka pintu dan menghapirinya. Wajahnya terlihat sayu dan matanya yang merah karena terlalu banyak menangis.
                “Zyzy sayang, zyzy mau kan ikut mama?” kata mamanya dan kembali menangis.
                “Loh, mau kemana ma?”
                “Mama minta cerai sama papa, dan otomatis mama sudah tidak boleh tinggal di rumah ini.” Tangisnya semakin menjadi.
                “Kenapa sih ma? Kenapa gak diselesaiin secara baik-baik? Kenapa harus cerai? Zyzy gak mau pisah dari mama maupun papa.” Reizy pun tak kuasa menahan airmatanya.
                “Jalan satu-satunya hanya berpisah Zy. Kalau Zyzy sayang mama, Zyzy ikut mama aja ya? Kita bakal balik ke Jerman sama grandma dan grandpa.
                Jerman? Bagaimana kejadian ini begitu mudah terjadi hingga akhirnya memberikan sebuah keputusan untuknya. Dia harus memilih mama atau papanya, Jerman atau Indonesia. Pilihan ini tidak semudah peristiwa-peristiwa itu terjadi.
                “Zyzy pengen sendiri dulu boleh gak ma? Zy perlu mikirin semua ini sebelum mengambil keputusan.”
                “Baiklah sayang.” Kata mamanya seraya beranjak dari tempat tidurnya,”Mama harap kamu tidak bisa hidup jika tanpa mama.”
                Masalah ini, semakin menjadi berat untuknya. Dia tak tau apakan ini nyata atau sekedar bunga tidurnya. Dia tak tau dia harus memilih siapa di antara Mama dan Papanya. Dia juga tak tau apa kekurangannya sehingga Daka rela meninggalkannya demi wanita lain.
                “Halo Zy, what’s up?” Sapa Rana, sahabat yang sedang ditelpon Zyzy.
                “Gue kerumah lo boleh?”
                “OK, kapan?”
                “Sekarang, bisa?”
                “Silakan.”
                Setelah kalimat terakhir Rana tersebut, Zyzy menuju kerumah Rana. Honda Jazz merahnya segera melaju kencang ditengah hiruk pikuk ibukota. Tak lama kemudian dia sampai di rumah sahabat yang sudah sejak SMP dekat dengannya. Dia menceritakan keluh kesahnya, masalahnya, serta semua beban pikirannya. Rana tau, Zyzy sangat mencintai Daka. Dan Rana juga tau, Zyzy tidak mudah jatuh cinta.
                “Mendingan kamu ikut mama kamu ke jerman deh Zy, daripada kamu harus disini terus kamu gak bisa lupain Daka. Di Jerman kan gak bakalan ada yang berhub ungan dengan Daka.”
                Pendapat Rana ada benarnya juga, begitulah piker Zyzy. Setelah dia merasa sedikit lebih tenang, dia kembali pulang dan akan memutuskan untuk ikut bersama mamanya. Mereka berencana akan berangkat 1 minggu lagi.
                Hari itu, 2 hari menjelang keberangkatan Zyzy ke Jerman bersama mamanya. Dia ingin menghabiskan waktunya untuk bersenang-senang dengan sahabatnya. Zyzy segera meluncur ke rumah Rana. Disana ternyata sudah hadir sebuah mobil Yaris berwarna hitam. Zyzy mengenali mobil tersebut, Mobil itu milik Daka. Zy bertanya dalam hati, apa yang Daka lakukan di rumah Rana?
                “Ran, gue pengen nga….” Perkataannya terputus karena kejadian di depan matanya. Sahabatnya sendiri sedang berciuman dengan mantan kekasih yang hingga sekarang masih menetap dihatinya.
                “Pantes aja lo nyuruh gue buat pindah Jerman. Ternyata gara-gara ini. Haha keren banget aksi kalian berdua.”
                Emosinya pun meluap, dan dia akhirnya meninggalkan rumah itu. Segera dia tancap gas kencang dan segera berlalu. Dia tidak tau jika ada sosok Rana yang memanggilnya sambil menangis dari gerbang rumah itu.
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "ARTI SEBUAH KESETIAAN PART I"

Posting Komentar